Mahasiswa
memang manjadi faktor utama yang mendorong, menggerakkan, bahkan memicu
pemerintah untuk mengubah
kebijakannya. Sejak masa pergerakan nasional hingga sekarang, aksi mahasiswa
sebagai agen pemantau kebijakan pemerintah selalu mendominasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jatuh bangun para petinggi dipemerintahan kerap
terjadi tidak lepas dari pergerakan mahasiswa itu sendiri.
Berbagai
faktor seperti situasi sosial-ekonomi yang memprihatinkan kehidupan umum serta mahasiswa
itu sendiri, ketidak adilan sosial, kebijaksanaan luar negeri pemerintah yang
dianggap tidak adil, ketidakpuasan terhadap penguasa, dan politik yang telah
tidak demokratis merupakan akar pergerakan mahasiswa diberbagai negara. Hakikat
dari gerakan mahasiswa pada umumnya adalah perubahan. Mereka tumbuh karena
adanya dorongan untuk mengubah kondisi kehidupan yang ada untuk digantikan
dengan situasi yang dianggap lebih memenuhi harapan.
Gerakan
yang dilakukan oleh mahasiswa
ini ternyata tidak diwakili keterlibatan seluruh lapisan mahasiswa. Sejarah mencatat bahwa pergerakan yang
terjadi lebih dominan dimotori oleh elite-elite mahasiswa yang aktif dalam organisasi
internal yang terdapat di dalam lingkungan universitas dam organisasi eksternal yang berada diluar universitas, mereka yang aktif
berorganisasi ini yang biasanya
dikenal sebagai kalangan aktivis mahasiswa.
Sebelum
Indonesia merdeka,
dapat dicatat bahwa jumlah mahasiswa pribumi yang mendapatkan pendidikan yang
diciptakan Belanda, merupakan kelompok yang minoritas jika jumlah itu
dibandingkan dengan mahasiswa Eropa dan Cina. Kendatipun mereka sedikit dalam
jumlah, para mahasiwa Indonesia mengembangkan dirinya dalam organisasi dan
kelompok diskusi. Mereka melakukan kritik tajam terhadap pemerintah kolonial,
baik yang disuarakan melalui forum-forum resmi ataupun mass-media. Penindasan
terhadap rakyat pribumi yang dilakukan oleh Belanda, dan diskriminasi dalam
kehidupan sosial merupakan tema-tema yang disukai kelompok mahasiswa ketika
itu.
Tugas
demikian tidak saja diemban oleh mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi ditanah air, tetapi juga bagi
mahasiswa yang menuntut ilmu dinegeri Belanda. Pada awal
tahun 1920-an, mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda menghimpun kekuatan
diri dalam suatu organisasi Perhimpunan Indonesia. Ketika kemerdekaan
diproklamasikan oleh dua intelektual Indonesia ketika, itu, soekarno dan Hatta,
terdapat para intelektual lain yang terekrut dalam kepemimpinan nasional. Sebelumnya
kedua proklamator ini juga berasal dari kalangan mahasiswa yang kemudian terlibat
dalam perjuangan bangsa.
Selanjutnya, pada periode
demokrasi terpimpin, tokoh-tokoh mahasiswa juga tampil dalam struktur kabinet diantaranya Chaerul Saleh dan Adam
Malik. Mereka mencanangkan bahwa “revolusi belum selesai”. Singkat kata, peran
yang dilakukan oleh mahasiswa terlalu kecil jika dibandingkan dengan peran
soekarno yang melakukan maneuver politik mercu
suar pada zaman demokrasi terpimpin.
Dan
akhirnya soekarno juga diruntuhkan oleh slogan dia sendiri “ Dengan 10 pemuda
yang revolusioner aku sanggup memgoncangkan dunia”. Menurut majalah Pace sebuah majalah yang terbit di
Amerika serikat, para pemuda dan mahasiswa indonesia telah menguncang dunia
dengan tuntutan mereka yang pada waktu itu disebut dengan “Tiga Tuntutan
Rakyat” (Tritura). Ketiga program itu disepakati pada tanggal 10 Januari 1966
itu adalah: Pembubaran PKI, retul Kabinet Menteri dan penurunan harga bahan
makanan. Peristiwa penghianatan G-30S/pki yang terjadi pada tahun 1965
merupakan penyebab jatuhnya pemerintahan Orde Lama dibawah kepemimpinan
Soekarno.
Orde Baru
Indonesia,
seperti negara-negara berkembang lainya, menghadapi berbagai permasalahan yang
tetap berkisar pada tingkat hidup yang rendah dan tertekan hingga dasawarsa
70-an. Keadaan ini ditandai oleh kemiskinan. Pada dasawarsa 70-an mahasiswa kembali
mengadakan aksi. Mahasiswa menuntut pemerintah untuk segera menangkap para koruptor yang
banyak berada dilembaga-lembaga pemerintahan.
Selanjutnya peristiwa “MALARI” yang terjadi pada tahun 1974 merupakan
pukulan yang sangat telak bagi pergerakan mahasiswa.
Protes yang dilakukan mahasiswa terhadap leluasanya penanaman modal asing terutama modal Jepang yang paling
dominan dibandingkan dengan modal asing lainnya yang dianggap
hanya keuntungan ekonomi belaka tanpa memperhatikan
kondisi sosial masyarakat Indonesia, dan di isyukan bahwa modal ini masuk ke Indonesia melalui jalur ASPRI
(asisten Pribadi) presiden. Aksi ini pada mulanya berjalan damai berakhir
dengan kerusuhan hebat melanda kota Jakarta. Akibatnya beberapa tokoh mahasiswa
diadili. Kejadian ini memaksa Soeharto untuk membubarkan lembaga ke as-Pri-an
dan mulai dilakukan pengetatan terhadap masuknya modal asing ke Indonesia.
Akan
tetapi untuk meredam aktivitas mahasiswa selaku pihak yang kiritis terhadap
pemerintah melalui Menteri pendidikan Daoed Joesoef dikeluarkan kebijakan NKK (normalissi
Kebijakan Kampus) di berbagai Universitas. Mahasiswa kehilangan spontanitas dan
kemandirian. Akan tetapi menyusul krisis ekonomi dan moneter
berkepanjangan yang menerpa Indonesia pada 1997, gerakan mahasiswa kembali marak
sebagai akumulasi ketidak percayaan terhadap pemerintah Orde Baru. Tuntutan
mahasiswa sangatlah jelas meminta Soehaarto turun dari tampuk kekuasaannya. Akibatnya Soeharto pun mengundurkan diri dari kursi
kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998.
Jika kita
berkaca kepada sejarah semenjak bergulirnya era reformasi yang ditandai dengan
kebebasan dalam berpikir dan berpendapat bukannya membuat mahasiswa semakin
kreatif tetapi malah semakin mundur. Kemunduran itu tersebut, pada dasarnya,
disebabkan tidak bangkitnya kegairahan mahasiswa, dalam membangun bangsanya.
Akan
tetapi belum lama ini yaitu pada tanggal 1 April 2012 mahasiswa yang kembali
melakukan aksi turun ke jalan untuk menentang kebijakan pemerintah untuk
menaikkan harga BBM, karena dengan naiknya harga BBM akan berdampak kepada
naiknya angka kemiskinan rakyat dan semakin melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Kerja keras mahasiswapun berbuah hasil pemerintah melalui presiden Bambang
Yudoyono akhirnya membatalkan kenaikan harga BBM.
Munculnya
sikap kritis yang dikarenakan banyak membaca, baik memcaca buku, koran dan
majalah, tapi minat inilah yang sudah sangat berkurang, inilah yang membedakan
mahasiswa sekarang dengan mahasiswa sebelumnya. Bagaimana mau kritis sedangkan
mereka sendiri tidak tahu persoalan
yang berkembang. Sehingga mereka banyak yang terjerumus dan menjadi
tunggangan-tunggangan berbagai kepentingan politik praktis.
Dalam masyarakat
berkembang seperti Indonesia, mahasiswa dituntut untuk belajar keras, tidak
hanya profesional dalam bidang ke ilmuan tapi juga turun untuk membantu
masyarakat. Mahasiswa harus penuh dengan idealisme, dan mahasiswa harus berani
untuk menghadapi tantangan. Mahasiswa harus tetap menjadi suatu kekuatan moral.
Gerakan mahasiwa sebagai suatu kekuatan moral adalah penting. Mahasiswa secara
moral harus bertanggung jawab terhadap kepincangan yang ada dalam masyarakat.