Selasa, 10 Agustus 2010

Indonesia Pantas jadi Negara Pemenang Olimpiade Korupsi

Kasus korupsi di negara kita Indonesia bisa di ibaratkankan bagaikan permainan olahraga yang asik disaksikan dan menarik untuk jadi tontonan, tapi bedanya, olahraga selain menghibur tetapi juga dapat mengharumkan nama bangsa. kalau korupsi mengaharumkan nama apa ya ? bukan mengharumkan tapi membusukkan. ya kalau olahraga terdiri dari berbagai cabang dan kelas begitu juga korupsi tak jauh beda. misalnya ada olah raga sepak bola, lari, panahan, angkat besi, tinju, dan lain sebagainya. dan disetiap cabang itu juga terdiri dari berbagai macam kelas misalnya cabang olah raga tinju, ada tinju kelas ringan, kelas bulu, amatir, bantam, dan kelas berat begitu juga dengan korupsi juga mempunyai cabang dan kelas yang bervariasi. kita sebut saja korupsi cabang pemerintahan pusat kelasnya DPR, KPK, Menteri-menteri, Kejaksaan dan lain sebagainya.

Belum lama ini masyarakat kita pecinta bola semuanya dibius oleh even besar yaitu piala dunia. Beratus-ratus juta pasang mata berkeliaran di depan televisi. Tayangan olah raga sepak bola adalah salah satu tayangan yang sangat menarik untuk di tonton masyarakat. Tapi setelah even piala dunia habis topik atau permasalahan tentang kasus korupsi kembali menghiasi layar televisi. bahkan di Indonesia sendiri, berita tentang kasus korupsi tidak pernah absen dalam sehari, selesei satu muncul lagi kayak film sinetron yang terus bersambung.

Didalam olahraga sepak bola kita kenal yang namanya wasit dan para hakim garis begitu juga korupsi juga ada wasit dan hakim garisnya. Dalam suatu pertandingan sepak bola wasit berfungsi untuk memimpin jalannya pertandingan dan hakim garis bertugas untuk menentukan posisi offside, bola keluar lapangan, dan mengangkat bendera jika ada pelanggaran. Tapi bedanya dengan wasit korupsi wasit dan hakim garis korupsi adalah : para wasit dan hakim garisnya juga ikut bermain dan menendang bola dalam sebuah pertandingan. kalau wasit dan hakim garis dalam permainan sepak bola berbuat curang paling-paling akan merugikan para pemain dari salah satu kesebelasan sedang kebelasan yang lainnya akan bahagia karena di untungkan dan para penonton yang dicurangi juga akan ikut marah dilain pihak penonton yang lain yang kesebelasannya akan bahagia karena wasit telah berbaik hati. berbeda dengan wasit dan hakim dalam kasus korupsi tidak hanya berbeuat curang tapi juga ikut korupsi. kita sebutlah wasit dalam kasus korupsi adalah para anggota DPR yang berjuang membuat undang-undang anti korupsi, para menteri yang berdalih mensejahterakan rakyat, dan para petinggi kita di MPR sebagai majelis permusyaratan rakyat. para hakim yang seharusnya berbuat adil seperti KPK, Kejaksaaan malah ikut terlibat dan bermain dalam kasus korupsi. pelaku korupsi menang orang-orang KPK dan kejaksaan sebagai hakim juga ikut menikmatinya jika pelaku korupsi kalah para KPK dan Kejaksaan juga akan tetap menang karena mendapatkan kado yang lumayan besar untuk menyelesaikan suatu kasus. bagi mereka korupsi bukan sekedar untuk menumpuk kekakayaan tapi sudah menjadi sebuah hobi.

Siapa bilang Indonesia negara yang kita tidak berprestasi itu adalah persepsi yang salah negara kita punya prestasi kok yaitu negara pemenang olimpiade korupsi. tapi prestasinya bukan membuat bahagia dan mensejahterakan rakyat tapi sebaliknya menyesengsarakan rakyat sedangkan yang  menikmati nikmatnya hasil korupsi hanyalah segelintir orang-orang yang suka mengumbar sumpah janji dan yang pintar berdalih.maka tidak heran kalau ada berita atau tayangan tentang kasus korupsi masyarakat kita bukannya kaget tapi malah memalingkan muka, karena mereka sudah bosan dengan itu semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar